PHT untuk Penyakit Jagung
Penyakit Bulai (Peronoscleropora spp)
DAERAH SEBARAN : Diseluruh propinsi di Indonesia
TANAMAN INANG : Jagung, sorgum, tebu, beberapa jenis rumput rumputan.
GEJALA : 1) Khlorose sebagian atau seluruh helaian daun. Pada
permukaan yang khlorose tampak ada
massa tangkai konidia berupa tepung putih. Konidia
terbentuk pada malam hari dan lepas menjelang pagi hari,
2) Tanaman terinfeksi awal terjadi khlorose berat dan
dapat mati, atau tumbuh kerdil,
3) Tongkol tidak tumbuh sempurna dan sering tidak
terbentuk biji atau bijinya jarang.
PENYEBAB:1) Cendawan Peronosclerospora maydis,
P. philippinenisis, P. sacchari, P. sorghi,
P. heteropogoni, P. spontanea, P. miscantii,
Seclerophthora macrospora, S. rayssiae dan
Sclerospora graminicola (Wakman dan Djatmiko, 2002).
Namun diIndonesia hanya dua pertama yang
dilaporkan (Semangun, 1973; Sudjono, 1988).
Baru-baru ini dilaporkan adanya P. sorghi
menyerang tanaman jagung di dataran tinggi Karo
Berastagi Sumatera Utara (Wakman et al., 2003),
2) Cendawan menginfeksi tanaman jagung yang
baru tumbuh. Konidia yang lepas dari
konidiofor di waktu subuh apabila jatuh pada
air gutasi di pucuk tanaman jagung yang baru
tumbuh akan berkecambah dan menginfeksi
melalui stomata terus berkembang sampai titik
tumbuh dan seterusnya menyebar secara sistimik.
PENGENDALIAN :
Komponen pengendalian untuk PHT meliputi :
1) Varietas tahan bulai : Lagaligo, Surya, BISI-4,Pioneer (P)-4,
P5, P9, P10, P12 (Wakman et al., 1999; Wakman, 2000),
2) Tanam serempak,
3) Periode bebas tanaman jagung,
4) Aplikasi fungisida berbahan aktif metalaksil melalui biji.
(Shurtleff, 1980; Sudjono, 1988; Sumartini dan
Hardaningsih, 1995; Wakman, 2002)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
coment boleh kok